7/24/11

Part 27

Matahari bersinar terik. Aku melepaskan sepatuku dan menjinjingnya. Aku suka merasakan pasir-pasir lembut ini masuk ke sela-sela jariku... merasakan kakiku tertimbun olehnya... Begitu nyaman, serasa berbaur dengan alam.. Deburan ombak terdengar seperti musik yang seirama dengan langkah kakiku... Aroma yang kurasakan juga begitu menenangkan..
Entah kapan terakhir kalinya aku merasakan kedamaian seperti ini.. Tersirat dalam benakku, seandainya pun aku tak akan pernah bertemu dengan Stanley lagi, aku tak akan menyesal telah kembali ke kota ini...
Ketika aku sedang menikmati kedamaian ini, aku menangkap sosok dirinya... Dia yang dari tadi aku cari...Ia tengah berdiri menatap ke arah laut dengan tangan dimasukkan ke kedua saku celananya.
Aku berlari... sekuat yang aku mampu.. Tak ada suara keluar dari mulutku...
Aku tak sanggup lagi... Aku hanya ingin meraihnya dan tak melepaskannya lagi.. Itu saja.. Ia terkejut sewaktu aku memeluknya dari belakang. Ia menoleh ke belakang sedikit.

"Bianca?" tanyanya tak percaya.
"Aku mencarimu kemana-mana.. Bagaimana kamu bisa ada disini?"
"Karena ada seseorang mengatakan padaku dulu, apabila aku merasa kacau, aku harus pergi ke pantai dan aku akan tenang.. Aku selalu tertawa mendengarnya. Lalu aku katakan padanya, dia memilikiku.. Ia tidak perlu ke pantai... Namun ternyata ia benar, terkadang ada saatnya kita perlu sendiri di saat kita sedih.." Aku tersenyum mendengarnya.
"Kenapa kamu tidak mencari orang itu saat kamu sedih? Bukankah orang itu juga selalu ada di sampingmu ketika kamu membutuhkannya?"
"Karena aku tidak mau mengganggu kebahagiaannya.." Aku melepaskan pelukanku.
"Tidak tahukah kamu bahwa ia akan sedih kalau ia mendengarnya?" Ia berbalik menatapku.
"Mengapa?" Aku membalas tatapannya. Aku rasa, aku tak pernah menatapnya dengan perasaan seperti ini sebelumnya... Ada yang berbeda.
"Karena baginya, hal yang paling membahagiakan adalah membuatmu tersenyum saat kau sedih... sama seperti yang selalu kamu lakukan baginya.." jawabku.. kupandangi dalam-dalam kedua matanya.. Ia memalingkan pandangannya seolah pandanganku menusuknya.
"Lupakanlah... Ia sudah berbahagia dengan orang yang lebih tepat.. Bagianku hanya sampai di sini.." Ia melangkahkan kakinya, beranjak meninggalkanku.
"Stanley.." panggilku lirih..
"Aku kembali untukmu.." Ia menghentikan langkahnya.
"Bagaimana dengan Jason?" ia tetap tidak melihat ke arahku.
"Aku membiarkannya bersama dengan perempuan yang lebih mencintainya.."
"Bukankah kamu mencintainya melebihi apapun juga? Jangan bohong Bianca, aku melihatnya sendiri.." Aku berjalan ke arahnya lalu berdiri di hadapannya.
"Itu salahmu.." Ia menatapku tak mengerti.
"Kamu yang membuatku mencintainya.. Kamu yang mendorongku untuk selalu mengingatnya.. Kamu yang menyebabkanku terobsesi olehnya.. Karena kamu, aku tidak pernah menyadari bahwa aku butuhkan adalah kamu... bukan dia.." kata-kata itu keluar begitu saja dari bibirku...
Kami sama-sama terdiam. Aku menunggu ia mengucapkan sesuatu namun tidak ada satu pun keluar dari bibirnya. Setelah menunggu cukup lama, ia memelukku. Kali ini, jantungku berdebar. Ini bukan lagi pelukan persahabatan.. Aku bisa merasakan cinta.. Kubalas pelukannya..
"Jangan pergi lagi Stan.." bisikku. Ia membelai rambutku lembut.
"Tidak akan Ca... Aku akan mencintaimu sampai air di pantai ini mengering.."





0 komentar:

Post a Comment