9/24/09

Serba-serbi Lebaran di Jerman

“Di Jerman ada Lebaran juga nggak?”

Jawabnya,

“tentu saja ada.”

“Lebaran lewat Jerman”, itu pasti. Lebaran lewat seluruh dunia kan?:-)

Tapi seperti apa Lebarannya? Apakah orang Jerman ngerti istilah “Lebaran”?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Lebaran di Jerman, tak bisa lepas dari kata satu ini: Turki.

Mengapa Turki?
Muslim di Jerman saat ini ada sekitar 3 juta orang. Sekitar 2 juta diantaranya berasal dari Turki. Jadi mayoritas muslim di Jerman berlatar belakang Turki. Bukan itu saja, karena proses masuknya orang-orang dari Turki ke Jerman sejak sekitar tahun 60 dan 70 punya cerita khusus (lain kali diceritakan lebih panjang) hingga mereka punya organisasi dan hubungan lebih kuat dengan pemerintahnya dibandingkan muslim dari negara lain, maka masyarakat Jerman lebih mengenal Islam dengan latar belakang Turki.

Puasa dalam bahasa Jermannya disebut Fasten. Tapi kalau kita mengatakan kepada seorang Jerman Ramadan, maka mereka akan mengerti pula. Itu kosakata yang mereka dapat dari muslim Turki, yang memang adalah nama bulan di mana kita berpuasa. Jadi kalau ada orang Jerman yang bertanya pada kita kenapa kita tidak makan dan kita jawab,”Sekarang Ramadan,…..”, mereka akan paham.

Lebaran dalam bahasa Turki disebut juga Seker Bayram. Kalau diterjemahkan kata per kata dalam bahasa Jerman maka akan menjadi Zuckerfest. Di manaZucker berarti gula dan Fest berarti perayaan atau pesta.

Pesta gula? Apa hubungannya dengan Idul Fitri? Itu berhubungan dengan tradisi Idul Fitri di Turki. Di Turki, seperti juga di Indonesia, setelah sholat Ied, orang akan mengunjungi makam lalu dilanjutkan dengan mengunjungi sanak saudara dan kenalan. Tentu saja makan-makan tak ketinggalan. Di saat itulah makanan yang disuguhkan biasanya adalah yang manis-manis. Kembang gula alias permen juga disuguhkan dalam porsi istimewa. Maka tak heran kalau lalu lahir istilah pesta gula di Turki untuk menyebut Idul Fitri.

Istilah ini juga telah luas dikenal orang Jerman. Jadi kalau ada teman Jerman yang bertanya ada acara apa kemarin dan kita jawab,”Zuckerfest“, maka mereka akan paham.

Tapi Zuckerfest bukan satu-satunya istilah Idul Fitri yang orang Jerman kenal. Ada satu lagi, yaitu Ramadanfest, Ramadan = Ramadhan, dan Fest = perayaan atau pesta. Saya pribadi lebih sreg dengan istilah ini.

Selain kedua istilah tadi, ada satu lagi istilah yang sebetulnya paling pas, tapi justru paling tidak dikenal di sini, yaitu: Idu l-Fitr.

Jadi, kalau Anda hendak mengatakan kepada orang Jerman tentang lebaran, Anda bisa gunakan: Zuckerfest atau Ramadanfest. Ke orang tertentu bisa juga menggunakan istilah Idul-Fitr.

Sekarang bagaimana dengan istilah,”Selamat Idul Fitri”?
Kalau Anda ingin mengucapkan “Selamat Idul Fitri”, Anda bisa mengatakan,

“Eid Mubarak.” atau “Id Mubarak.” atau “Idul-Fitr Mubarak.”

Begitu juga untuk Idul Adha, Anda bisa mengatakan,

“Eid Mubarak.” atau “Id Mubarak.” atau “Idul-Adha Mubarak.”

Itu tadi istilah-istilah seputar Lebaran yang dikenal di Jerman. Sekarang bagaimana dengan perayaannya sendiri.

Idul Fitri bukanlah hari libur nasional di Jerman. Di tempat umum tidak terlihat hiasan atau sesuatu yang istimewa yang menunjukkan sedang ada yang istimewa. Jadi semua berjalan seperti biasa. Bagi orang-orang yang bekerja tapi ingin berlebaran, maka harus minta ijin ke kantornya. Anak-anak sekolah juga terpaksa tak mengikuti pelajaran hari itu kalau ingin berlebaran. Syukurnya itu sudah menjadi hak anak sekolah di Bayern, hingga tak perlu berurusan dengan hukum atau mengarang alasan untuk ‘bolos’ hari itu dan kalau mau satu hari sesudahnya.

Kapan jatuhnya waktu Lebaran sendiri, bisa jadi berbeda antara satu kelompok dengan yang lain. Ada beberapa badan dan organisasi Islam di Jerman dan Eropa yang mengusahakan ada kesatuan pendapat. Tapi ada kalanya tetap tidak sama. Masyarakat Turki biasanya mengikuti keputusan pemerintah Turki.

Seperti di Indonesia, 1 Syawal adalah waktu yang istimewa bagi umat muslim di Jerman. Meski di luar seperti tak terjadi apa-apa sama sekali, tapi bila kita meneropong lebih dekat ke rumah-rumah umat muslim di Jerman, suasana istimewa tetap terasa. Ada yang sibuk menghias rumahnya, menyiapkan makanan dan penganan istimewa, bahkan sejak beberapa hari sebelumnya, serta menyiapkan pakaian istimewa.

Pagi 1 Syawal, keluarga muslim muslimah Jerman berbondong-bondong melaksanakan sholat sunnah Idul Fitri. Ada yang ke Islamic Center, ke Masjid-masjid, ke gedung-gedung yang disewa, ataupun di rumah-rumah. Di kendaraan umum, ada terlihat rombongan orang dalam pakaian dan penampilan yang khas dan istimewa. Biasanya mereka memakai pakaian khas negaranya masing-masing. Yang dari Indonesia biasanya memakai kebaya atau busana muslim khas Indonesia, yang dari Afrika memakai pakaian khas mereka, begitu juga yang dari Turki dan negara lainnya. Sedikit terasalah ada sesuatu yang istimewa sedang terjadi. Ada yang melaksanakannya bersama saudara sebangsa dan tetangga bangsa, tapi ada juga yang bercampur baur.

Untuk masyarakat Indonesia di Munich dan sekitarnya, sudah sejak sekitar 7 tahun belakangan, menggelar acara Lebaran sendiri dengan menyewa gedung. Namun demikian, khutbah dalam bahasa Jermannya juga dibawakan, selain dalam bahasa Indonesia.

Masih dalam rangkaian sholat, diadakan juga salam-salaman sambil menyantap sesuatu, baik ringan maupun hidangan lengkap. Setelah itu hingga beberapa hari setelahnya, orang-orang saling mengunjungi rumah ataupun mendatangi saudara atau teman yang mengadakan open house. Jadi rangkaian acaranya kurang lebih sama dengan di Indonesia. Semangat berkumpul dan bersilaturraminya seperti yang memang diinginkan Idul Fitri sangat terasa, meski hanya dalam lingkungan sesama muslim saja.

” Eid Mubarak!”

1 comment:

  1. KABAR BAIK

    Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    ReplyDelete