Sore itu Jason mengajakku ke mall. Ia memintaku menemaninya berbelanja.
"Ca, sini sebentar.." Jason masuk ke salah satu butik pakaian permpuan.
"Ngapain sih? kamu mau beli baju buat mama kamu juga?" aku hanya mengikutinya dari belakang. Ia lalu mengambil sebuah gaun malam, menyodorkannya kepadaku.
"Cobain yang ini.."Aku menatapnya heran. "Udahh... ayo cepetan..." ia mendorongku ke kamar ganti. "Jason, ini nggak cocok buat aku.." aku mengamati gaun biru muda dengan sulaman bunga bertebaran di bagian bawahnya.
Memang manis sekali.. Jason hanya memberiku isyarat untuk diam dan segera mencoba gaun itu. Setengah hati, aku menurutinya.
"Pas sekali..." ia berdecak kagum ketika melihatku mengenakan gaun itu.
"Saya ambil yang itu ya.." ia lalu berkata kepada pramuniaga yang berdiri di sampingnya.
Jason memaksa membelikanku gaun itu. Sebagai tanda terima kasihnya karena aku telah menemaninya berbelanja sore itu. Alasan yang aneh menurutku.. Kami lalu makan malam di salah satu restoran dan berbincang-bincang sambil menunggu pesanan kami datang. Percakapan yang tidak pernah aku lupakan.
"Kapan kamu balik ke Sydney?" tanyaku membuka percakapan kami.
"Kenapa? udah bosen nemeni aku ya?" "Eh.. bukan begitu lah.. Cuma mau tau aja.."
Jason menyenderkan tubuhnya ke kursi dan menghela napasnya. "Sekitar satu atau dua minggu lagi...".
"Oh.." hanya itu yang keluar dari mulutku. Ia lalu memajukan tubuhnya, mendekatkan dirinya."
"Kalau aku pergi, kamu kesepian?" ia tersenyum nakal.
Aku sungguh tidak bisa menjawab apa-apa. Bibirku seperti terkunci dan aku hanya bisa menunduk. Aku juga tidak mengerti mengapa aku jadi seperti itu. Sungguh memalukan..
"Ca, kamu suka cowok kayak apa sih?" tanyanya mengalihkan topik, namun pertanyaannya masih membuat jantungku berdetak kencang.
"Aku? Uhmm.. Aku suka..." aku berpikir sebentar. "Aku suka cowok yang mau menantiku selama seribu tahun lamanya..." jawabku akhirnya dengan mantap.
Ia menatapku heran. "Aku tidak pernah dengarjawaban seperti itu sebelumnnya.."
"Memangnya sudah berapa orang yang kamu tanya seperti itu?" tanyaku memberanikan diri. Ia tertawa ringan. Ia tidak menjawab apa-apa.
"Kalau kamu? kamu suka yang seperti apa?" tanyaku balik.
"Aku?" ia diam sebentar. "Aku suka cewek yang membuatku jatuh cinta padanya..."sambungnya.
"Jawabanmu lebih aneh lagi..." aku tertawa kecil, merasa agak sedikit lepas dari kegugupanku.
Jason mengangkat bahunya cuek.
"Ca, kamu lebih cantik kalau kamu panjangin rambutmu.." ucapnya tiba-tiba. Kini aku yang terdiam.
"Kenapa kamu belum punya pacar?" tanyanya kemudian. "Aku yakin banyak cowok ngantri untuk jadi pacarmu.."
"Aku belum menemukan yang pas..." jawabku diplomatis.
"Pernah jatuh cinta?" tanyanya lagi, menyudutkanku.
"Rahasia.." jawabku malu-malu, mengaduk-aduk minuman yang baru diantar.
Walaupun kepalaku tertunduk, aku tahu ia sedang menatapku. Sejujurnya, saat itu aku sadar bahwa aku sudah mulai jatuh cinta kepadanya... Jatuh cinta untuk pertama kalinya...
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesampainya di depan rumahku, aku sudah hendak membuka pintu mobil sewaktu ia menarik tangaku, mencegahku untuk keluar.
"Ada apa?" tanyaku antara bingung dan juga malu karena aku juga menikmati sentuhan tangannya.
Ia menatapku sesaat... beberapa detik yangterasa begitu lama untukku.
"Nggak pa-pa... Maaf.." ia melepaskan tanganku pelan. "Good night, sweet dream.." senyumnya.
Aneh... aku agak sedikit kecewa saat itu. aku hanya bisa membalas senyumannya dan beranjak keluar. Lalu aku melihat mobil ayah Jason diparkir di dalam garasi rumahku.
"Jas, itu bukannya mobil papamu?" tanyaku agak sedikit terkejut. Jason menatap ke arah yang kutunjuk dan ternyata ia juga sama herannya dengan aku.
"Kamu turun aja dulu..."akhirnya kuberanikan diriku. Jason hanya mengangguk-angguk dan mematikan mesin mobilnya.
0 komentar:
Post a Comment