Aku dan Rosa juga masih terus berhubungan. sadar atau tidak, kami sudah jadi sahabat baik. Anehnya, kami tidak terlalu banyak membicarakan Jason. Baik aku maupun dia sama-sama tidak pernah menyinggungnya. Aku merasa agak sungkan, lagipula aku tidak mau Jason berpikir bahwa aku kurang mempercainya. Kuliahku berjalan dengan lancar. Aku tidak terlalu merasa tertekan. Entah mengapa, keberadaan Jason menambah kepercayaan diriku.
Aku jadi tidak terlalu minder dan berprasangka buruk terhadap orang-orang sekitarku. Sungguh, aku banyak berubah. Aku lebih berani mendekati orang dan ternyata, tidak semua berpandangan negatif tentangku... Kupikir, dulu aku hidup dengan ketakutanku sendiri.. Aku yang tidak bisa menerima diriku, bukan mereka.. Kini di kampus aku punya banyak teman. Aku sangat menyayangkan karena diriku berubah di saat-saat terakhir kuliahku. Aku jadi tidak pernah benar-benar menikmati masa kuliah. Kadangkadang Jason kesal karena semenjak diriku mulai lebih terbuka, sudah ada beberapa teman laki-lakiku yang mencoba mendekatiku. Kalau sudah begitu, katanya aku lebih baik jadi pendiam dan tertutup seperti dulu. Namun aku tahu ia tidak pernah serius dengan ucapannya...
Jason juga cukup puas dengan pekerjaannya. Ia sudah beberapa kali dapat pujian dari atasannya dan menurutnya, sebentar lagi ia bisa naik jabatan. Kalau sudah mendengarnya bercerita begitu seru, aku jadi takut sendiri kalau-kalau ia tidak akan pernah kembali. Di sisi lain, aku bangga karena tunanganku bukan laki-laki yang hanya bisa mengandalkan orang tua.
Seperti yang sudah dibilang Rosa dulu, banyak sekali gadis yang ngantri untuk mendapatkan Jason. Bukannya cemburu, aku malah jadi geli sendiri mendengar cerita-ceita lucu tentang gadis-gadis itu. Mulai dari yang mengiriminya foto sampai mengirimkan lagu lewat radio tiap weekend.
Hubungan kami berjalan begitu lancar.. begitu sempurna... Hingga tidak terasa aku sudah menyelesaikan kuliahku.
0 komentar:
Post a Comment