4/22/11

Part 8

Pesta pertunangan kami berjalan dengan lancar. Sejujurnya, tidak ada yang terlalu istimewa di hari itu kecuali perasaanku. Bahagia dan terharu mungkin tidak cukup untuk mendeskripsikannya. Jason selalu ada di sampingku sepanjang acara itu. Ia senantiasa menggenggam erat tanganku atau sesekali merangkul pinggangku. Kudengar tamu-tamu memuji kami yang terlihat agak berbeda malam itu. Sedih rasanya waktu pesta itu berakhir dan membayangkan Jason akan segera meninggalkanku. Namun cincin yang kini terselip di jari manisku mampu membuat hatiku agak lebih cerah.
Malam itu, Jason mencium bibirku untuk pertama kalinya.. Ciuman yang lembut.. tepat seperti yang aku impikan, ciuman pertama yang membuatku menangis sebaliknya dari tersenyum... Jason memang memenuhi semua anganku.. Ia terlalu sempurna sehingga aku merasa semua ini hanya mimpi. Ketika Jason harus pergi dari sisiku, aku melepas kepergiannya dengan tabah. Aku tahutangisanku tidak akan merubah keputusannya. Sebaliknya, aku tersenyum karena aku tahu ia akan kembali ke sisiku.
Mungkin perpisahan sementara ini adalah yang terbaik bagi kami berdua. Mungkin dengan begitu, cinta yang murni bisa berkembang di antara kami. Apabila kami bisa melewati semua ini, maka tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan kami nantinya.

"Aku nggak nyangka kamu tidak nangis.." Jason tersenyum meledekku. Ia sudah hendak check-in namun ia minta waktu untuk berdua saja denganku.
"Aku menangis disini.." aku menunjuk hatiku. Kurasakan suaraku bergetar saat mengucapkannya. Jason menarik tubuhku mendekat kepadanya. Ia lalu sedikit membungkuk dan menempelkan keningnya di keningku. Matanya menatapku begitu dalam seolah ingin melihat apa yang ada di balik bola mataku.
"Terima kasih... Seandainya kamu menangis, hatiku juga jadi susah.. " Ia lalu mengecup keningku.
"Aku pasti kembali lagi... jaga cinta kita.." Dan ia memelukku begitu erat. Kugigit bibirku kuat-kuat untuk menahan air mata yang sudah di pelupuk mataku.
"Sudah...ayo check-in sana... Rosa udah nungguin... Nanti langsung telepon aku yah.." kulepas pelukannya dan kucoba mengucapkan kata perpisahan dengan nada ceria...
Ia tersenyum dan mengangguk pasti. Ia lalu berjalan ke arah Rosa dan mereka berdua melambaikan tangan kepadaku. Ketika mereka berdua berlalu dari pandanganku, air mataku tumpah...



0 komentar:

Post a Comment