8/18/09

MeR9eR

Merger!!!

Wah seru juga mendengar kata-kata merger, sepertinya bagi sebagian banker jadi kaya langit mau runtuh. Lho kenapa? Ya karena bukan takut dengan mergernya, tapi dengan efek merger. Kira-kira apa aja sih tentang merger itu?

Sering kita keliru antara merger dan akuisisi padahal tuh beda jauh sekali. Merger itu 2 atau lebih bergabung menjadi satu, contohnya Bank Mandiri yang kumpulan dari BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo. Sedangkan akuisisi itu salah satu bank akan membeli suatu bank sehingga menjadi satu dengan bank pembeli, contohnya Bank NISP yang diakuisisi OCBC dengan cara pembelian saham hingga di atas 50%.

Sebenarnya manfaat merger tuh banyak sekali karena dapat memperkuat struktur permodalan, mengembangkan jaringan, dan menjadikan suatu bank yang kuat untuk menghadapi serangan bank asing. Semangat itulah yang mungkin mendasari BI mengeluarkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

Siapa yang jadi bank jangkar? Bank mana yang akan “dimakan”? Wah menjadi pertanyaan besar di Indonesia. Mengapa? Siapa yang pantas menjadi bank jangkar masih belum jelas. Mandiri? BNI? BRI? BCA? Danamon? Wah dari beberapa bank itu mungkin hanya BRI dan BCA yang masih dalam kondisi sehat walafiat karena “kolesterol” NPL masih belum bisa dibersihkan bener.

Nah kalo merger kemungkinan yang ada adalah seperti BRI dengan BTN atau BNI dengan Mandiri. Yah karena mereka setidaknya memiliki kemiripan konsep bisnis. BRI dan BTN sama-sama menjadi bank yang melayani segmen retail, sedangkan BNI dan Mandiri memiliki basic platform sebagai bank korporasi.

Trus apa efeknya bagi pegawai? Nah ini yang seru ! PHK atau pesangon dini alias golden shakehand alias pensiun dini? Seandainya kita menjadi seorang direktur suatu bank yang akan merger pasti mikir manning pegawai. Kalo gabung ya pasti pegawai tambah banyak, padahal merger harus memberikan nilai tambah atau efisien.

Kalo di potong jumlah pegawai biasanya kriterianya gimana? Paling-paling gak jauh dari:

  • Usia mendekati pensiun
  • Pegawai kontrak pihak ketiga
  • Memiliki penilaian buruk dalam beberapa periode
  • Memiliki masalah kepatuhan dan legal
  • Pegawai mengajukan sukarela

Yang jelas biasanya pegawai yang potensial akan dipertahankan karena memang memiliki skill khusus yang dibutuhkan.

Lantas bagaimana supaya menjadi banker yang survive kalo ada merger? Gak ada rahasia khusus dan mantra ajaib selain:

  • Kerja Keras
  • Kerja Cerdas
  • Networking Luas

Keja cerdas dan keras tuh sudah lumrah di mana-mana. Nah kalo networking gimana tuh? Banyak banker yang bilang…saya udah bawaan sono pendiam n susah bergaul. Hmmmm gimana ya? Sebenarnya ada tips sederhana:

  • Sering aja nongkrong di kantin sebelum pagi jam masuk kantor. Kan bisa ngobrol santai n nambah temen.Networking kebentuk deh.
  • Kalo ada kerjaan yang menyangkut department atau divisi atau group lain, ya dimanfaatkan dengan ngobrol yang enak.
  • Punya mantu atau jodoh anak direksi..hahahhaha

Di jaman susah gini sebenarnya banyak peluang lho dibalik semua huru hara itu tinggal kita jeli atau tidak.

0 komentar:

Post a Comment